Dai nasional Syekh Muhammad Jabir silaturrahim di Pesantren Abata Temanggung, Syekh Muhammad Jabir yang merupakan adik kandung Almarhum Syekh Ali Jabir dalam agenda syafari dakwah di Temanggung sengaja datang ke Pesantren Abata dan bertemu dengan santri-santri tunarungu Pesantren Abata.

Syekh Muhammad Jabir mengatakan bahwa ini adalah pertama kali mengunjungi pesantren dimana semua santrinya adalah anak tunarungu. Ustadz Mukhlisin Nuryanta selaku direktur Pesantren Abata yang menyambut kedatangan syekh Muhammad Jabir, menyampaikan bahwa di Pesantren Abata juga dikembangkan sebuah metode yang dinamai metode Abata, yaitu sebuah metode yang melatih anak untuk bisa membaca dan menghafal Al Qur’an dengan lisannya, Syekh Jabir meminta beberapa santri untuk menghafal beberapa surat Al-Qur’an yang sudah dihafalnya, beliau begitu bahagia melihat anak-anak tunarungu di Pesantren Abata yang bisa menghafal ayat ayat Al-Qur’an dengan lisannya.

Ustadz Mukhlisin menyampaikan bahwa pesantren abata memiliki ijtihad  “Warottilil Qur’ana Tartiila..” Bacalah Al Qur’an dengan tartil  itu adalah sebuah perintah agar kaum muslimin bisa membaca Al-Qur’an dengan tartil, salah satu syarat membaca itu ya dibaca kata beliau.

Maka bagi anak tunarungu beliau berpedapat juga ada upaya untuk mentartilkan dengan bacaan lisannya, upaya itu bisa dilakukan juga dalam bentuk penyediaan berbagai sarana, di pesantren abata upaya untuk membantu nya adalah dengan dibuatnya metode, buku-buku modul, training center dan lainnya, meskipun dalam upaya untuk bisa membaca dengan tartil itu bagi anak tunarungu berlaku ketentuan yang lain “Mastato’tum”  yaitu sesuai kemampuan maksimal yang bisa diupayakan.

Syekh Ali Jabir di sesi sebelum pamit beliau berdoa yang di aminkan oleh para santri agar Pesantren Abata diberikan keberkahan dan semakin luas manfaatnya. Para ustadzahnya diberikan keistiqomahan dan orang-orang yang membantu lewat doa dukungan diberikan pahal yang besar oleh Allah ta’ala.