Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an (LPMQ) Kemenag RI silaturrahim ke Pesantren Abata Temanggung. Rombongan yang pimpin langsung oleh Kepala LPMQ Bapak Dr. Muchlis M. Hanafi, MA bersama jajaran pimpinan LPMQ datang langsung dari Jakarta dalam rangka silaturrahim untuk melihat langsung kegiatan Pesantren Abata. Rombongan diterima oleh direktur Pesantren Abata Ustadz Mukhlisin Nuryanta bersama beberapa pengurus Pesantren Abata.

Dalam silaturrahim kali ini LPMQ mempunyai agenda besar tentang rencana membuat pedoman peyusunan mushal Al Qur’an bagi penyandang disabilitas sensorik rungu dan wicara (PDSRW)  atau lebih dikenal dengan kaum tuli/tunarungu di Indonesia. LPMQ merespon berbagai masukan akan kebutuhan akses Al-Qur’an bagi tunarungu/tuli, dimana sejauh ini belum ada Al Qur’an resmi yang di akui Negara bagi PDSRW di Indonesia. Sebagaimana sebelumnya LPMQ telah memfasilitasi Al-Qur’an Braile bagi tunanetra.

Kaum tuli/tunarungu juga memiliki hak yang sama dalam akses AL-Qur’an, karena merupakan hak setiap warga Negara untuk dapat layanan keagamaan yang baik.

Pesantren Abata menjadi salah satu pesantren yang dikunjungi oleh LPMQ dimana di Pesantren abata sudah berjalan pendidikan Al-Qur’an bagi anak tunarungu dengan mengembangkan metode sendiri yang diberi nama metode abata. Metode abata dikembangkan berdasarkan pengalaman harian dalam memenuhi kebutuhan santrinya belajar. Ustadz Mukhlisin berharap akses akses keagamaan bisa semakin baik sehingga anak anak tunarungu bisa memperoleh hak yang sama.