Pesantren Abata Temanggung, akan menggelar acara wisuda untuk pertama kalinya. Pada 18 maret nanti di Gedung Juang Temanggung. Wisuda yang sedianya juga akan di hadiri oleh beberapa pejabat Temanggung, seperti Bupati Temanggung, Kepala Kemetrian Agama.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Ketua Dinas Sosial Temanggung ini akan mewisuda 8 santri nya yang sudah menyelesaikan hafalan minimal 1 juz. Hafalan 1 juz bagi santri tunarungu/tuli adalah hal yang luar biasa, di mana para santri ini bisa memiliki hafalan 1 juz sementara mereka tidak mendengar.

Pesantren Abata adalah pesantren tahfidz khusus tunarungu. Dengan konsep bebas biaya pendidikan maupun asrama, sejak dirintis sejak oktober 2017 lalu, saat ini pesantren abata baru bisa menampung sejumlah 49 santri tunarungu dari berbagai daerah di Indonesia. Meskipun sudah hampir 200 santri yang mendaftar tetapi belum bisa diterima karena masih terbatasnya tempat dan sarana lainnya.

Pesantren Abata mengembangkan metode pembelajaran sendiri, metode abata menjadi metode unggulan di pesantren ini, yaitu metode pembelajaran membaca dan menulis dengan pendekatan bahasa lisan. Maka semua santri yang akan wisuda ini mereka hafal minimal 1 juz dengan lisannya.

Pesantren Abata berijtihad bahwa meskipun anak itu tunarungu/tuli dalam membaca Al-Qur’an ada upaya untuk membaca dengan tartil “warottilil qur’ana tartiila…” (QS: AL Muzammil : 4), yaitu adanya  upaya untuk mentartilkan, usaha untuk melafalkan, membunyikannya dengan lisan. Meskipun upaya itu “Mastato’tum” (At-Taghobun: 16).  sesuai kadar kemampuan masing-masing.